Memaknai Euforia Mudik
Saya sangat setuju Lebaran kali ini adalah hari kemenangan, bukan saja bagi umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh, tetapi juga kemenangan atas “tekanan” Pandemi Covid-19. Semenjak merebak di awal tahun 2020, baru tahun ini Pemerintah memberikan kelonggaran untuk melaksanakan tradisi mudik dan merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman. Tentu saja dengan catatan, sudah vaksin dan diharapkan tetap menjaga protokol kesehatan. Meski Pandemi sejatinya belum berlalu, dengan peningkatan herd immunity membuatnya bukan lagi momok menakutkan yang mengakibatkan mobilitas kita sangat terbatas.
Mengutip Kompas TV 20 April 2022, Presiden Jokowi menyatakan diperkirakan 23 juta unit mobil dan 17 juta unit sepeda motor akan memenuhi jalan raya pada 28, 29 dan 30 April 2022. Jelas bukan angka yang kecil, dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai leading sector mendapat tugas yang tidak ringan untuk menyukseskan acara mudik dengan meminimalisir kemacetan/kecelakaan. Kemacetan menjadi sesuatu yang harus di antisipasi dengan sangat serius, rekayasa lalu lintas menjadi salah satu solusi yang diharapkan mampu mengurai dengan cepat. Persiapan manajemen lalu lintas oleh para pemangku kepentingan menjadi sajian yang menentukan libur Lebaran kali ini dapat dinikmati para pemudik dengan baik.
Kita semua berharap, tradisi mudik Lebaran tetap menjadi liburan yang menyenangkan dan dirindukan. Kebahagiaan tersendiri dapat berjumpa dengan saudara dan keluarga di kampung dan merayakan kemenangan sembari melepaskan kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Menjalin silaturahmi, menikmati hidangan khas dan pesona alam di kampung sendiri sungguh sebuah anugerah yang tidak ternilai jika dibandingkan dengan biaya perjalanan mudik yang kita keluarkan. Mudik bukan hanya sebuah tradisi atau perjalanan pulang, mudik adalah pencapaian setelah sekian lama merantau di negeri orang.
Meskipun pemerintah telah mengupayakan yang terbaik, adalah sebuah langkah bijak jika kita sendiri secara personal memiliki persiapan mudik yang cukup matang. Mitigasi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan bukanlah tanggung jawab pemerintah semata. Peran semua pihak akan mempengaruhi tingkat kesuksesan perayaan mudik pertama setelah Pandemi. Ada begitu banyak sumber referensi untuk meningkatkan kesiapan pelaksanaan mudik, salah satunya panduan mudik Kumparan.com. Kumparan 28 April 2022 merilis Panduan Mudik yang membantu para pemudik mendapatkan informasi terkait mudik Lebaran 2022 mulai dari syarat perjalanan, rekayasa lalu lintas di tol, hingga nomor darurat yang bisa dihubungi. Sebuah langkah yang patut di apresiasi, selain informasi yang disajikan cukup lengkap juga dapat di unduh secara gratis.
Menjadikan mudik sebagai tradisi yang menyenangkan semua pihak bukanlah hal yang sederhana. Di banyak daerah momen liburan seperti ini bukan hanya kegiatan penting bagi saudara kita yang beragama Islam, agama yang lain pun mengambil bagian untuk mudik dengan berbagai alasan. Destinasi wisata sudah pasti dipenuhi semua orang dan kemacetan bukan hanya terjadi di kota atau ruas jalan protokol. Hal ini bisa menyebabkan mudik menjadi kurang nikmat yang menguras energi untuk menahan kesabaran, sesuatu yang sebenarnya sudah ada sebelum Pandemi. Ditambah suasana Pandemi, kita seharusnya punya persiapan fisik dan mental 2 atau 3 kali lipat untuk dapat menikmati setiap momen liburan mudik Lebaran tahun ini.
Semangat kita bersama menjadikan Lebaran tahun ini menjadi “kemenangan” atas banyak hal termasuk Pandemi, untuk tetap fokus pada tujuan mudik: sehat dan selamat pergi, enak/menikmati Lebaran dan liburan serta sehat selamat ketika kembali. Tampaknya inovasi bukan lagi kebutuhan hanya bagi orang yang berkutat dengan ilmu pengetahuan/teknologi tetapi semua orang termasuk mereka yang melaksanakan mudik pada hari ini. Bagaimana menyiasati perjalanan seperti pergi/kembali lebih awal, schedule semua kegiatan yang tertencana dengan baik dan persiapkan rencana cadangan, senantiasa update informasi dan menggunakan kemajuan teknologi sepenuhnya untuk menikmati perjalanan mudik menjadi kata kunci. Mudik smart menjadi sebuah tuntutan untuk melestarikan tradisi yang menyenangkan dan dirindukan.
Kita berharap pengalaman mudik tahun ini menjadi pengungkit semangat baru bahwa dalam menghadapi Pandemi kita masih bisa beradaptasi dan mempertahankan sebuah tradisi. Bahkan lebih dari itu liburan Lebaran juga diharapkan mampu mengungkit perputaran ekonomi terutama bagi pelaku wisata dan UMKM. Sebuah mimpi yang hanya mungkin diwujudkan dalam sebuah kebersamaan. Jangan kita biarkan mudik Lebaran yang kita tunggu-tunggu ini menjadi kenangan yang menyedihkan dengan menekan pelanggaran seminimal mungkin dan tetap mematuhi Protokol Kesehatan. Sekali lagi tetap fokus pada tujuan: sehat-selamat mudik, enak dan nikmat Lebaran bersama keluarga di kampung, dan sehat-selamat ketika kembali. Semoga mudik Lebaran tahun ini lebih baik, selamat merayakan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah bagi teman-teman dan saudaraku, mohon maaf lahir dan batin.
0 Response to "Memaknai Euforia Mudik"
Post a Comment