Napinadar, Cita Rasa Yang Menggelegar

Napinadar
Napinadar (Sumber FB @Turnip Lina)


Napinadar merupakan hidangan khas masyarakat Batak. Masakan ini sebenarnya berupa ayam panggang dengan campuran bumbu dengan rasa yang sangat khas dan super pedas. Super pedas karena campuran cabe rawit dan andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC). Cara pengolahan dan bahan-bahannya di beberapa daerah sedikit berbeda namun dalam tampilan dan penyajian hampir mirip.

Salah satu Napinadar yang banyak digemari orang adalah olahan khas daerah Simalungun terutama di pesisir pantai Danau Toba. Olahan Napinadar khas Simalungun banyak dipengaruhi olahan bumbu menggunakan getah pohon Sikkam (Bischofia javanica Blume.) Dilansir klikhijau.com, Sikkam tanaman yang banyak terdapat di Indonesia di Aceh disebut Tingkem di Jawa disebut Gadog, Ginting Keranjing, Gintung. Tanaman ini banyak tumbuh secara tidak sengaja (ditanam) di perbukitan di tepian Danau Toba. Meskipun memiliki banyak manfaat terutama  sebagai obat dan pewarna alami, masyarakat Simalungun (Toba di pesisir Simalungun) menggunakannya hanya untuk mencampur bumbu daging panggang terutama Napinadar. Sikkam bukan hanya menjadikan warna yang enak dilihat (coklat gelap) tetapi juga rasa yang enak di lidah.

Ciri khas yang lain adalah semua bumbu seperti cabai, bawang merah, bawang putih, kemiri terlebih dahulu di bakar (diletakkan diatas bara api) bukan digongseng dan setelah mengeluarkan aroma yang wangi kemudian dihaluskan (giling) dan dicampur dengan bumbu yang lain. Daging ayamnya juga haruslah ayam kampung dan jantan, hal ini juga sebagai perlambang kejantanan dan keberhasilan.

Setiap kali seorang anak akan pergi merantau untuk melanjutkan sekolah/mencari pekerjaan atau pulang kampung berlibur pada hari-hari besar Napinadar menjadi hidangan khas ditambah dengan Itak dan Aek ni Utte. Biasanya Napinadar juga dilengkapi dengan bunga Raya (Hibiscus rosa-sinensis L.dan potongan daging dengan sira pege. Itak adalah olahan beras yang ditumbuk sampai halus dan menjadi tepung kemudian dipadatkan menjadi lempengan dengan campuran kelapa dan gula, sedangkan Aek ni Utte adalah perasan jeruk purut dan air putih. Dengan memberikan makanan seperti ini orangtua berharap sang anak akan mendapatkan rezeki yang melimpah, dijauhkan dari segala penyakit dan semangat dalam menggapai sukses yang di impikan.

Itak Kelengkapan Napinadar
Itak (Sumber FB @Turnip Lina)


Di Simalungun ayam menjadi salah satu bagian dari ritual adat, terkenal dengan nama Dayok Nabinatur (Daging ayam mulai dari ceker, paha, sayap, dada, rempelo/ampela sampai kepala tersusun rapi). Dayok nabinatur juga merupakan ayam panggang dengan campuran bumbu yang hampir mirip dengan Napinadar. Menurut Pusat DataKekayaan Intelektual Indonesia, Dayok Binatur adalah gambaran hidup sebagaimana ayam hidup. Salah satu yang menjadi penting adalah suara ayam berkokok menjadi penanda bahwa hari telah pagi. Sangat bersyukur Dayok Nabinatur telah terdaftar menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sejak tahun 2016 dengan nomor registrasi 201600306 sebagai Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional.

Napinadar, Lestarikan dan Lindungi

Jika Dayok Nabinatur telah terlindungi sebagai warisan budaya, menjadi pertanyaan mengapa Napinadar belum? Napinadar sebenarnya masakan khas Batak yang mana atau lebih tepatnya kabupaten kota yang mana? Jika kita mengatakan Napinadar ada di Simalungun, di Samosir, di Dairi, di Tapanuli Utara apa bedanya dengan kopi? Ada kopi Lintong, Kopi Sidikkalang dan masih banyak kopi dengan jenis yang sama namun tetap bisa terlindungi.

Jelas bahwa masing-masing daerah memiliki keunikan dan ciri-tersendiri yang membedakan dengan yang lain.Di suatu daerah misalnya campuran bumbu emnggunakan rias (kincung/honje) dengan darah ayam di matangkan dengan perasan jeruk nipis dan dipanaskan dengan api yang kecil, ayam yang di panggang dibakar terlebih dahulu dengan bulunya, di daerah lainnya campuran bumbu menggunakan kelapa gongseng dan di Simalungun menggunakan getah pohon Sikkam. Artinya Napinadar bisa dilindungi menjadi kekayaan intelektual komunal (KI Komunal) sesuai dengan keunikan daerah masing-masing.

Dengan terlindungi juga menjadikan Napinadar sebagai sajian kuliner yang beragam, misalnya Napinadar Samosir, Napinadar Simalungun, Napinadar Dairi, Napinadar Humbang. Hal tersebut menjadikan banyak pilihan, menu makanan yang kita hidangkan/jual. Yang perlu di ingat adalah  yang berhak mendaftarkan KI Komunal adalah kelompok masyarakat dan Pemerintah Daerah. Jangan sampai masyarakat Batak yang tinggal dan menjadi warga Negara Malaysia mendaftarkan sebagai warisan budaya mereka kemudia kita rebut dan menyesal.

Halal, Kenapa Tidak

Petrus Tampubolon pemandu wisata asal Pulau Samosir sebagaimana di lansir travel.kompas.com menceritakan bagaimana ayam Napinadar sangat memungkinkan dijadikan olahan halal. Kalau biasanya bumbu Napinadar di campur dengan darah, bisa diganti dengan santan. Yang menjadi ciri khas Napinadar adalah olahan bumbu super pedas dan wangi yang kemudian dilumurkan keseluruh daging ayam.

Seiring dengan perkembangan pembangunan Danau Toba sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas, Napinadar juga harus dikembangkan dan di sesuaikan dengan kebutuhan para pengunjung. Filosofi bahwa makanan khas Napinadar memberikan semangat, seharusnya juga menjadi pemantik semangat untuk terus berinovasi dan berkreasi demi kemajuan Danau Toba.

Napinadar sudah menjadi hidangan yang sangat mudah ditemukan di rumah makan di banyak daerah, saatnya kita menyikapinya dengan melestarikan dengan kreasi dan inovasi dan melindunginya menjadi KI Komunal daerah kita. Semoga.
Aek ni Utte, Kelengkapan Napinadar
Aek ni Utte (Sumber FB @Turnip Lina)


0 Response to "Napinadar, Cita Rasa Yang Menggelegar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel