Mendidik Anak Mencegah Perilaku Bullying

Pentingnya kesadaran dan kerjasama orang tua dan guru mencegah perilaku perundungan
Ilustrasi Bullying, pixabay.com

Mendidik Anak Mencegah Perilaku Bullying. Perilaku perundungan untuk jangka panjang sejatinya memberikan dampak buruk kepada kedua belah pihak baik korban maupun pelaku. Kewaspadaan dalam menjaga potensi terjadinya perbuatan yang dikategorikan "tidak menyenangkan", menjadi tanggungjawab semua orang tua tanpa terkecuali.

Setiap anak punya potensi yang sama untuk menjadi pelaku sekaligus korban perilaku perundungan. Orang tua yang bijaksana harus mengantisipasi dari kedua sisi kemungkinan dengan memberikan edukasi yang berimbang. Meskipun guru di sekolah juga ikut berperan, tanggungjawab orang tua jauh lebih besar.

Seringkali karena kesibukan orang tua mencari nafkah, waktu untuk memberikan perhatian khusus terhadap perilaku anak menjadi terabaikan. Komunikasi yang buruk dan satu arah serta waktu bersama yang minim semakin menjauhkan keluarga dari sebuah kondisi yang ideal dimana perilaku di bahas dan dididik secara benar.

Sangat menyedihkan membaca berita tentang perundungan anak Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Perilaku yang menyebabkan korban tidak mau makan dan minum, jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Meskipun penyebab meninggalnya masih memerlukan pendalaman, namun perbuatan yang katanya hanya iseng dan candaan tersebut, jelas tidak bisa dibenarkan.

Dari sisi pelaku, rasa bersalah dan penyesalan akan menjadi sebuah “beban” yang akan terus menghantui. Ini membuktikan perilaku risak hanya meninggalkan dampak psikis yang buruk yang harus disadari dan diantisipasi bersama, orang tua maupun guru di sekolah.

Mendidik Anak Mencegah Perilaku Bullying, Memerlukan Mitigasi Sejak Dini

Semua orang tua pasti tidak ada yang menginginkan anaknya menjadi pelaku apalagi korban perilaku bullying. Namun kesadaran akan pentingnya mengenali potensi perilaku belum menjadi sesuatu yang dianggap penting. Seringkali setelah kejadian hanya berusaha mencari kambing hitam untuk dipersalahkan.

Perundungan bisa terjadi oleh banyak hal, baik faktor internal maupun eksternal. Perbuatan mengganggu, mengusik terus-menerus, menyusahkan orang lain bukan terjadi begitu saja. Membutuhkan waktu dan proses yang cukup untuk menumbuhkan keberanian seseorang atau sekelompok orang menjadi pelaku. Sebaliknya setelah mengalami beberapa “kejadian” dan tidak mendapatkan respon yang seharusnya akan mengakibatkan seseorang menjadi korban.

Orang tua harus jeli  melihat segala kemungkinan dan komunikasi menjadi kata kunci. Komunikasi dengan anak, teman-teman anak dan guru perlu dibangun dan menjadi penting untuk mengantisipasi terjadinya bullying. Beberapa tips sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah perundungan sebagai berikut:

  1. Memahami dunia anak. Orang tua harus mampu melihat setiap kejadian dari perspektif yang berbeda. Untuk mampu melihat dinamika setiap fase pertumbuhan, diperlukan literasi dan belajar. Ada banyak buku parenting berkualitas yang dapat dijadikan referensi. Kesibukan mencari nafkah jangan sampai menjadi alasan untuk mengabaikan peran ini.
  2. Mendidik anak untuk menghargai orang lain. Kewajiban memperlakukan orang lain sebagaimana seharusnya kita diperlakukan adalah salah satu perintah Tuhan. Sejak dini penghargaan terhadap orang lain bukan karena status sosialnya tetapi lebih kepada sikap hormat dan takut kepada Tuhan. Itu menjadi tanggungjawab utama keluarga.
  3. Mengajarkan kepada anak untuk menghargai dan menghormati diri sendiri. Penghargaan dan hormat bukan hanya diberikan kepada orang lain, tetatpi juga terhadap diri sendiri karena kita semua adalah ciptaan Tuhan yang sempurna. Membela diri dan melawan perundungan wajib karena penghargaan terhadap diri sebagai mahluk Tuhan. Tidak ada alasan apapun untuk memperlakukan diri kita seolah-olah lebih rendah dari orang lain.
  4. Mewaspadai pertemanan yang merusak (toxic). Perbuatan bullying biasanya dilakukan secara berkelompok, orang tua perlu memperhatikan dengan siapa dan bagaimana anak-anaknya berteman.
  5. Memastikan kenyamanan dan saluran yang tepat untuk setiap potensi dan bakat anak. Anak yang memiliki hobbi yang berbeda dari yang lain jangan sampai merasa terasing dan harus memiliki media dan sarana yang tepat untuk berkembang sesuai dengan kebutuhannya.

Potensi perilaku bullying harus di cegah sedini mungkin. Perbuatan yang mengganggu mulai dari tahap yang paling ringan seperti kekerasan verbal sampai yang paling berat dengan kekerasan fisik. Bukan hanya menghindari, orang tua juga harus mengajarkan bagaimana harus bersikap jika sang anak berhadapan dengan kemungkinan terburuk.

Menanamkan Nilai-Nilai Kebenaran, Keluarga Adalah Tempat Yang Pertama dan Terutama

Selain komunikasi, kepekaan dan kepedulian orang tua memberikan perhatian dan waktu yang cukup dengan anak, maka nilai-nilai kebenaran menjadi penting. Kebenaran pertama yang terbentuk dan melekat kuat lahir dari pengalaman bersama keluarga.

Karena setiap anak punya potensi yang sama untuk menjadi pelaku maupun korban perilaku bullying, orang tua harus mencegahnya pada kedua sisi dengan mengaitkannya dengan nilai-nilai kebenaran. Memandang manusia secara holistik dalam cara pandang Tuhan, seharusnya menggerakkan seseorang untuk mampu bersikap ketika mengetahui orang lain diperlakukan tidak dengan selayaknya.

Menghentikan perilaku bullying di mulai dari rumah. Sekali lagi keluarga menjadi institusi terpenting yang berpotensi melahirkan dua jenis manusia secara bersamaan: "manusia yang memanusiakan manusia atau manusia yang tidak punya rasa kemanusiaan". Guru dan sekolah mungkin bisa memastikan perilaku tersebut tidak terjadi di dalam lingkungan sekolah, namun tidak menyelesaikan permasalahan secara menyeluruh.

Ketika perilaku bullying terjadi baik di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah, maka orang tua baik pelaku maupun korban seharusnya menjadi pihak yang paling dimintai pertangungganjawab. Kegagalan orang tua mengantisipasi berakibat pada dampak buruk dan jangka waktu yang lama. Mari, Mendidik Anak Mencegah Perilaku Bullying. 

0 Response to "Mendidik Anak Mencegah Perilaku Bullying"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel