Setiap Anak Terlahir Hebat Bagi RencanaTuhan

 

Setiap Anak Terlahir Hebat Bagi RencanaTuhan
Ilustrasi Raport (Sumber: Facebook)

Setiap Anak Terlahir Hebat Bagi Rencana Tuhan, karena bagi Tuhan tidak ada istilah rencana yang gagal atau salah. Meskipun dalam pandangan dan penilaian manusia, setiap anak punya potensi yang berbeda-beda, tidak ada manusia yang lahir dengan tidak sengaja/kecelakaan.

Musim libur sekolah telah tiba, pada hari penerimaan raport kemarin hampir semua orang tua berlomba-lomba memposting nilai dan ranking anak-anak mereka di semua media sosial yang dimilikinya. Sekilas terlihat tidak ada yang salah dan terkesan sebagai bentuk apresiasi. Syukurnya ada juga satu dua orang tua yang tidak memamerkan nilai anaknya di media sosial, meskipun punya prestasi mentereng.

Mempublikasi nilai raport dan prestasi anak di media sosial sebenarnya bukan hal yang sepenuhnya salah. Yang perlu diperhatikan adalah dua hal, pertama: kecerdasan dan prestasi seorang anak tidak mutlak ditentukan oleh nilai raport dan yang kedua: prestasi tersebut murni (pure) keinginan dan kerinduan sang anak bukan mimpi orang tua yang dititipkan, atau kegagalan di masa lalu yang coba ditebus.

Sejujurnya masih banyak orang tua yang seringkali tanpa sadar, di dasari niat baik dan untuk memperbaiki taraf hidup, justru membangun mimpinya sendiri dalam diri sang anak. Hal ini seolah menafikan rencana Tuhan bagi sang anak, dengan kata lain seluruh keberadaan anak-anak adalah untuk memenuhi keinginan orang tua.

Setiap anak hadir dan menjalani hidup sendiri-sendiri, peran orang tua sewajarnya adalah fasilitator, mengarahkan (guidance) dan memberikan teladan yang baik. Pada saatnya nasehat dan didikan orang tua pun hanya akan menjadi sebatas referensi, karena sang anak harus dewasa, matang dan menjadi diri sendiri. Bahkan pada tahap tertentu, keluarga besar akan berperan sebagai coworking space, di mana dalam satu komunitas orang tua dan anak adalah dua pribadi/keluarga yang berbeda meskipun masih dalam pertalian keluarga yang sama.

Setiap Anak Terlahir Hebat Bagi Rencana Tuhan Punya Talenta Berbeda-beda.

Pada Tahun 1989 sampai dengan 1992, Anselmus Silalahi, Alexander Jatuah Purba, Kariono Turnip, Dormarina Naibaho, Nalsal Sidauruk dan Adil Johannes Turnip adalah nama yang mentereng di SMP Negeri Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Nama-nama diatas selalu bersaing ketat untuk menjadi Juara Umum setiap penerimaan raport di akhir semester.

Tanpa bermaksud mengecilkan kesuksesan teman-teman yang lain karena ukuran sukses tidak sama bagi semua orang, dalam pandangan saya pribadi dalam perjalanan waktu selanjutnya nama Sikkat Sinaga justru yang paling berhasil jika dilihat dari perjalanan pendidikan dan karir. Setelah menyelesaikan pendidikan dari Fakultas Teknik Jurusan Mesin di Universitas Sumatera Utara, dia berkarir di PT. PLN (Persero). Dalam hal ini saya ingin menegaskan, jangan pernah menganggap remeh anak-anak yang tidak termasuk daftar juara di sekolah.

Dalam banyak kasus peringkat di sekolah tidak berbanding lurus dengan pencapaian di dunia kerja. Ada banyak contoh yang menunjukkan “orang-orang pintar” justru ketinggalan dari rekan-rekannya yang biasa-biasa saja. Dalam kasus Sikkat Sinaga, saya menyimpulkan kunci keberhasilan adalah: ketekunan. Jauh lebih potensial orang yang tekun atau dalam bahasa Batak disebut; “puhut” daripada orang-orang dengan kecerdasan di atas rata-rata.

Orang tua harus mengenal dengan benar minat dan bakat anaknya di bidang apa, jangan karena nilai raport di sekolah tidak termasuk ranking kita menggolongkan mereka menjadi anak-anak yang gagal. Contoh kecil, seorang seniman atau olahragawan dalam bidang studi eksakta tidak menonjol. Menurut www.alodokter.com ada 9 jenis kecerdasan yang tidak semuanya ter-cover dengan baik dalam sistem penilaian pendidikan kita.

Menempatkan Setiap Anak Terlahir Hebat Bagi Rencana Tuhan

Setiap anak lahir dengan rencana dan tujuan yang besar dan hebat dalam pandangan Tuhan. Pandangan Tuhan yang transenden jelas tidak bisa disamakan atau di jangkau oleh manusia.

Jangan pernah memberikan perlakuan yang diskriminatif dengan anak-anak kita yang memiliki nilai raport yang kita anggap biasa-biasa saja. Orang tua tidak boleh menganggap anak-anak yang tidak pintar di sekolah sebagai anggota keluarga kelas dua. Kebanggaan yang sama harus memastikan bahwa anak-anak berjalan dalam jalan mereka masing-masing dengan nyaman dan dukungan sepenuhnya dari orang tua.

Memperlakukan anak sebagai otoritas orang tua sepenuhnya hanya menjadikan anak-anak hanya sebagai follower. Meskipun berstatus sebagai orang tua, Tuhan sebenarnya punya wewenang dan rencana lebih kuat dalam perlanan hidup mereka. Menitipkan mimpi dan cita-cita kita sebagai orang tua kepada anak-anak merupakan pelanggaran hak azasi manusia, karena setiap orang punya cita-cita dan impian tersendiri.

Orang tua juga tidak seharusnya menciptakan kompetisi di keluarga dengan menjadikan anak-anak yang berprestasi di sekolah menjadi tolok ukur keberhasilan. Menjadikan seorang anak menjadi pribadi kompetitif jelas berbeda dengan prinsip seperti diatas. Anak yang kompetitif adalah seseorang yang mengenal dirinya secara utuh, yang terus berkembang sesuai bakat dan minat dan mampu menjadi diri sendiri. Sekali lagi Setiap Anak Terlahir Hebat Bagi Rencana Tuhan.

0 Response to " Setiap Anak Terlahir Hebat Bagi RencanaTuhan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel