Setiap Anak Terlahir Hebat Bagi RencanaTuhan
Setiap Anak
Terlahir Hebat Bagi Rencana Tuhan, karena bagi Tuhan tidak ada istilah rencana yang gagal
atau salah. Meskipun dalam pandangan dan penilaian manusia, setiap anak punya
potensi yang berbeda-beda, tidak ada manusia yang lahir dengan tidak sengaja/kecelakaan.
Musim libur sekolah telah tiba, pada hari penerimaan
raport kemarin hampir semua orang tua berlomba-lomba memposting nilai dan
ranking anak-anak mereka di semua media sosial yang dimilikinya. Sekilas terlihat
tidak ada yang salah dan terkesan sebagai bentuk apresiasi. Syukurnya ada juga
satu dua orang tua yang tidak memamerkan nilai anaknya di media sosial,
meskipun punya prestasi mentereng.
Mempublikasi nilai raport dan prestasi anak di media
sosial sebenarnya bukan hal yang sepenuhnya salah. Yang perlu diperhatikan adalah
dua hal, pertama: kecerdasan dan prestasi seorang anak tidak mutlak ditentukan
oleh nilai raport dan yang kedua: prestasi tersebut murni (pure) keinginan dan
kerinduan sang anak bukan mimpi orang tua yang dititipkan, atau kegagalan di masa
lalu yang coba ditebus.
Sejujurnya masih banyak orang tua yang seringkali tanpa
sadar, di dasari niat baik dan untuk memperbaiki taraf hidup, justru membangun
mimpinya sendiri dalam diri sang anak. Hal ini seolah menafikan rencana Tuhan
bagi sang anak, dengan kata lain seluruh keberadaan anak-anak adalah untuk
memenuhi keinginan orang tua.
Setiap anak hadir dan menjalani hidup sendiri-sendiri,
peran orang tua sewajarnya adalah fasilitator, mengarahkan (guidance) dan memberikan teladan yang baik.
Pada saatnya nasehat dan didikan orang tua pun hanya akan menjadi sebatas
referensi, karena sang anak harus dewasa, matang dan menjadi diri sendiri.
Bahkan pada tahap tertentu, keluarga besar akan berperan sebagai coworking space, di mana dalam satu
komunitas orang tua dan anak adalah dua pribadi/keluarga yang berbeda meskipun
masih dalam pertalian keluarga yang sama.
Setiap Anak
Terlahir Hebat Bagi Rencana Tuhan Punya Talenta Berbeda-beda.
Pada Tahun 1989 sampai dengan 1992, Anselmus Silalahi, Alexander Jatuah Purba, Kariono Turnip, Dormarina
Naibaho, Nalsal Sidauruk dan Adil
Johannes Turnip adalah nama yang mentereng di SMP Negeri Dolok Pardamean
Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Nama-nama diatas selalu bersaing
ketat untuk menjadi Juara Umum setiap penerimaan raport di akhir semester.
Tanpa bermaksud mengecilkan kesuksesan teman-teman yang
lain karena ukuran sukses tidak sama bagi semua orang, dalam pandangan saya
pribadi dalam perjalanan waktu selanjutnya nama Sikkat Sinaga justru yang paling berhasil jika dilihat dari
perjalanan pendidikan dan karir. Setelah menyelesaikan pendidikan dari Fakultas
Teknik Jurusan Mesin di Universitas Sumatera Utara, dia berkarir di PT. PLN (Persero).
Dalam hal ini saya ingin menegaskan, jangan pernah menganggap remeh anak-anak
yang tidak termasuk daftar juara di sekolah.
Dalam banyak kasus peringkat di sekolah tidak berbanding
lurus dengan pencapaian di dunia kerja. Ada banyak contoh yang menunjukkan “orang-orang
pintar” justru ketinggalan dari rekan-rekannya yang biasa-biasa saja. Dalam
kasus Sikkat Sinaga, saya menyimpulkan kunci keberhasilan adalah: ketekunan.
Jauh lebih potensial orang yang tekun atau dalam bahasa Batak disebut; “puhut”
daripada orang-orang dengan kecerdasan di atas rata-rata.
Orang tua harus mengenal dengan benar minat dan bakat
anaknya di bidang apa, jangan karena nilai raport di sekolah tidak termasuk
ranking kita menggolongkan mereka menjadi anak-anak yang gagal. Contoh kecil, seorang
seniman atau olahragawan dalam bidang studi eksakta tidak menonjol. Menurut www.alodokter.com ada 9 jenis kecerdasan yang tidak semuanya ter-cover dengan baik dalam sistem penilaian
pendidikan kita.
Menempatkan Setiap
Anak Terlahir Hebat Bagi Rencana Tuhan
Setiap anak lahir dengan rencana dan tujuan yang besar
dan hebat dalam pandangan Tuhan. Pandangan Tuhan yang transenden jelas tidak
bisa disamakan atau di jangkau oleh manusia.
Jangan pernah memberikan perlakuan yang diskriminatif
dengan anak-anak kita yang memiliki nilai raport yang kita anggap biasa-biasa
saja. Orang tua tidak boleh menganggap anak-anak yang tidak pintar di sekolah
sebagai anggota keluarga kelas dua. Kebanggaan yang sama harus memastikan bahwa
anak-anak berjalan dalam jalan mereka masing-masing dengan nyaman dan dukungan
sepenuhnya dari orang tua.
Memperlakukan anak sebagai otoritas orang tua sepenuhnya hanya
menjadikan anak-anak hanya sebagai follower. Meskipun berstatus sebagai orang
tua, Tuhan sebenarnya punya wewenang dan rencana lebih kuat dalam perlanan
hidup mereka. Menitipkan mimpi dan cita-cita kita sebagai orang tua kepada
anak-anak merupakan pelanggaran hak azasi manusia, karena setiap orang punya
cita-cita dan impian tersendiri.
0 Response to " Setiap Anak Terlahir Hebat Bagi RencanaTuhan"
Post a Comment